Perjalanan tanpa rencana ini dimulai
dari pemikiran salah satu teman kami yang bernama gaisus al ponco. Mengapa saya
katakan tanpa rencana karena saat itu kita lagi ngobrol via telpon. Dia memberi
kabar kalo baru sampai Blitar kemarin sore. Karena aktivitas sebelumnya dia
menuntut ilmu di salah satu universitas yang ada di Pulau Dewata. Dan saat itu
Posisi dia sudah bersama rekan saya yang satu lagi yaitu Lipok. Kemudian iseng
iseng saya bertanya. “Eh sus kapan nih mulai bikin jalur di Tebing Jebring.”
Jawab dari seberang sana “Loh ayok aja Ran ni aku juga mumung bawa perlengkapan
Panjat lengkap. Ni Lipok juga siap kalo sekarang berangkat.” Saat itu pulalah
saya menyanggupi. Ini hari juga hari males kuliah. Haha. Tepat pukul 10.00 kami
bertiga melaju ke arah Selatan Blitar.
Pantai
Jebring merupakan salah satu pantai yang terdapat di blitar. Pantai ini
terletak di desa Ngeni kecamatan wonotirto Kabupaten Blitar. Pantai ini
mempunyai kaindahan alam yang menakjubkan.bibir pantainya sangat luas dan
lebar. di bagian timur pantai ini terdapat tebing yang lumayan tinggi. Jadi
tempat ini juga sangat cocok untuk digunakan panjat tebing. Pantai ini juga
mempunyai pasir hitam. Beberapa tahun lalu pantai ini merupakan lokasi tambang pasir
besi. Tapi saat ini proyek terhenti karna suatu hal.
Tibalah kami di lokasi sekitar
12.15. Perjalanan yang cukup melelahkan. Bukan jarak tempuh yang jauh tapi
medan jalan yang kami lewati terlampau ekstrim untuk ukuran sepeda motor matic.
Batu batu gronjalan menghiasi perjalanan kami setelah lepas 1 km dari desa
terakhir hingga 3 km sebelum Pantai. Karena itulah ini merupakan pantai yang jarang dikunjungi
wisatawan. Masuk pantai nya pun gratis tanpa ada petugas penarik karcis.
Pemandangan Pantai Jebring dan Tebing nya
Tapi perjalanan yang memilukan itu terbayar dengan
pemandangan Pantai yang Indah, hamparan Pasir Pantai yang begitu luas, dentuman
ombak yang menabrak dinding karang, hembusan angin pantai menyapa dengan akrab,
ditambah. Julang tinggi tebing Jebring, seolah menanti kami untuk menjamahnya.
Sebelumnya kami lagi asyik bergaya layak nya anak motor. Kebut kebutan, bahkan
ngetrail juga. Ada ada aja nih si gaisus sama Lipok.
ngetrail ala matic nih
Ini tebing nya
Mulai deh kita merakit dan
memersiapkan alat yang akan dipakai.
PrePare Peralatan
ini safety man Pose dulu yag
LiPok mulai Pemanjatan dan membuat Jalur
Aksi ku
Kalo aku sih terima jadinya ajja... Kalo jalur di tebing udah safety banget aku baru start Pemanjatan. Maklum lah. Makhluk Paling cantik edisi ini adalah aku. Masa atu atu nya kudu jadi korban. Wkwkwkwkw.. Enggak juga sih. Cuma udah jadi aturan dan tradisi ajja. Kalo Peremuan Start memanjat saat Jalur Panjat dinyatakan AMAN.
Aksiku 2
Jangan terkecoh gambar ya Pemirsa. Hahaha.. ini sih Paling baru jarak 1O cm dr tanah. cuma angle nya ajja yang keren. Jadi terkesan tinggi . Ahahaha. SteP by SteP lah. Ga mungkin juga kan baru mulai tau tau udah ada diatas. Jadi kudu sabar. Memanjat di tebing sungguhan dengan memanjat di PaPan Panjat rasanya tu beda banget 18O derajat. Why? Karena di Tebing sungguhan kita kudu safety banget. Mulai dari Alat dan Fisik kita Pun juga harus ok. Selain itu Cengkraman tangan juga harus hati hati dan kuat. Karena Jenis batu tebing Pantai itu sangat tajam. dan kadang Pula juga ada yang mudah hancur. Untuk itu disarankan memakai Kaos tangan dan sePatu Panjat dan Wajib Helm Pelindung kePala.
Dimana saya berada? Haha
Sekali lagi ciis buat teman terbaik aku.
(udah bikin jalur dan Billayer edisi ini(
nih the last.
Gaisus Al Coco sebagai billayer dan PelePas dahaga. Eh. PelePas Tali. Hihihi... itu yang dibawah adalah Scraft kebanggan kami. Organisasi besar bernama NIRWANA PALA yang telah mengajari kami banyak hal. Tentang Alam Persahabatan dan segalanya. I Love U Nirwana. I Love U Indonesia.
Semoga artikel ini bermanfaat